( GMT +7:00 )

Minggu, 16 Mei 2010

Benarkah Pria Juga Sering Memalsukan Orgasme?


Selama ini pria selalu dianggap sebagai makhluk yang siap bercinta kapan saja dan nampaknya berakting seakan mencapai orgasme tak pernah ada di dunia mereka.

Kenyataannya, para pria pernah melakukan orgasme palsu. Penasaran apa yang menjadi alasannya? Berikut penjelasan dari konsultan seks, Tracey Cox dalam bukunya 'Hot Sex, How To Do It'.

Menurut Tracey, alasan pria memalsukan orgasme tak berbeda jauh dengan wanita. Mereka terkadang terlalu letih hingga tak memiliki gairah seksual. Dalam beberapa kasus, keletihan yang terlampau sangat membuat orgasme tak bisa dirasakan.

"Mereka akan pura-pura merasakan orgasme untuk menutupi bahwa mereka akan memasuki 'drop' atau penurunan intensitas ereksi," demikian tulis Tracey dalam bukunya.

Hal lain yang membuat pria memalsukan orgasme adalah untuk membuat pasangannya tenang. Banyak perempuan yang berpikir jika pasangannya tak merasakan orgasme, itu berarti dia tak lagi menarik dan menggairahkan.

Demi membuat pasangannya puas, pria pun tak segan-segan untuk memalsukan orgasmenya. Dan terkadang, para wanita tak sadar ketika si pria tengah melakukan orgasme palsu, karena tak bisa membedakan cairan pelumas yang keluar dengan sperma pria.

Pendapat ahli tentang orgasme palsu :
Seorang sex therapist, Dr. Janet Hall berpendapat bahwa memalsukan orgasme bukanlah hal yang salah. Namun jangan melakukannya terlalu sering. Perbandingan ideal antara orgasme palsu dan asli dalam tiap hubungan seks Anda adalah 1:9. Jika perbandingan itu terbalik, Janet menyarankan untuk Anda dan pasangan saling berkomunikasi untuk membicarakan masalah yang ada. Membuat jadwal terapi dengan para ahli juga bisa menjadi jalan keluarnya.

Cara Membuat Kenikmatan Seks Bertahan Lama


Untuk membuat kenikmatan seks bertahan lama, ada beberapa hal yang harus Anda lakukan sehingga orgasme terasa makin tak terlupakan. Beberapa saran dari ahli berikut bisa menjadi panduannya.

1. Jangan berpikir negatif tentang seks
Banyak wanita tak menyadari bahwa mereka memiliki pandangan negatif tentang seks. Seks masih dianggap hal yang tabu, bahkan kotor. Rasa nyaman saat melakukan seks pun otomatis menghilang karena pikiran-pikiran tersebut. Rasa ketidaknyamanan itu akan membuat orgasme Anda berlangsung singkat, bahkan hilang.

Ubah perspektif Anda dan terimalah hal tersebut sebagai suatu anugerah yang patut disyukuri, karena banyak wanita di luar sana yang tidak diberkahi dengan kemampuan untuk merasakan orgasme sama sekali.

2. Senam kegel
Tak bisa dipungkiri, otot pelvic yang kencang akan membuat para wanita lebih mudah merasakan orgasme. Tak ada salahnya untuk melakukan senam kegel secara teratur agar otot pelvic tetap kencang. Pasangan Anda pun akan merasakan perbedaan yang luar biasa saat Anda mampu 'merapatkan pertahanan' saat penetrasi berlangsung.

3. Melatih pasangan
Anda pasti memiliki titik-titik kenikmatan saat melakukan hubungan seks. Tak ada salahnya untuk memberitahukan hal tersebut pada pasangan, dan mengajarkannya cara mengeksplorasi area-area tersebut. Dengan itu Anda akan merasakan kenikmatan yang lebih lama.

4. Melatih konsentrasi dengan masturbasi
Saat sedang melakukan hubungan seks dengan pasangan, tak jarang konsentrasi Anda terganggu dengan hal-hal yang lain, seperti pekerjaan rumah yang belum terselesaikan ataupun bunyi telepon. Hal itu akan membuyarkan kenikmatan Anda seketika.

Ada baiknya Anda melatih konsentrasi seks dengan melakukan masturbasi sesekali. Anda bisa merasakan respon-respon tubuh Anda saat melakukan masturbasi, sehingga fokus dan konsentrasi pun dapat dijaga. Saat Anda fokus, kenikmatan pun akan terasa dan bertahan lebih lama.

Penyebab Menurunnya Gairah Seks

Kehilangan gairah seks bisa terjadi pada siapapun, baik pasangan yang sudah lama menikah, ataupun mereka yang baru menikah. Sebenarnya apakah penyebabnya?

Jika Anda menjadi salah satu dari mereka dan tidak tahu penyebabnya, berikut ini beberapa penyebab terjadinya penurunan libido. Tentukan salah satu, kemudian carilah solusinya.

Stres
Masalah keuangan, tekanan di kantor, menjaga anggota keluarga yang sedang sakit dan berbagai penyebab stres menjadi penyebab penurunan libido juga. Untuk mengatasi masalah ini, Anda bisa melakukan hal-hal yang menyenangkan dan melepaskan sejenak kepenatan.

Masalah Rumah Tangga
Bagi wanita, kedekatan emosional menjadi bumbu dalam hasrat seksual. Adu argumen, buruknya komunikasi, pengkhianatan dan berbagai alasan lainnya menyebabkan Anda kehilangan gairah seks dengan pasangan.

Alkohol
Minuman beralkohol sudah dikenal sejak dulu sebagai salah satu penyebab menurunya libido seseorang. Ternyata minuman beralkohol juga bisa merusak hingga menghilangkan gairah seksual. Meskipun mungkin saat Anda mabuk tidak kehilangan gairah seksual, tapi belum tentu dengan pasangan Anda.

Kurang Tidur
Saat Anda tidur terlalu malam atau bangun terlalu cepat, maka hal ini bisa menyebabkan kehilangan gairah Anda untuk bercinta. Kurang tidur membuat Anda terlalu lelah, bahkan untuk memikirkan tentang seks.

Menjadi Orang Tua
Sejak melahirkan seorang bayi yang lucu, maka waktu Anda akan habis untuk mengurusnya. Sebenarnya menjadi orang tua tidak menyebabkan kehilangan gairah seks, hanya saja sulit untuk menemukan waktu untuk bercinta karena mengurus bayi.

Obat-obatan
Seperti yang pernah kami bahas, alat kontrasepsi oral (pil) bisa menurunkan gairah seksual Anda. Selain itu ada beberapa jenis obat lain yang menurunkan gairah seks Anda seperti obat anti depresi, obat untuk tekanan darah, kemoterapi dan obat HIV.

Depresi
Saat mengalami depresi maka gairah seks akan menurun. Permasalahannya, mengonsumsi obat anti depresi juga membuat Anda kehilangan gairah seks, sehingga cukup sulit untuk mengatasi ini.

Bentuk Tubuh
Sulit untuk merasa seksi jika tidak memiliki kepercayaan diri dan mind set akan bentuk tubuh seksi. Hal itu akan membuat Anda merasa malu karena terlalu gemuk sehingga tidak nyaman untuk tampil tanpa busana di hadapan pasangan sekalipun.

Obesitas
Saat seseorang menjadi sangat gemuk hingga masuk ke level obesitas, maka hal tersebut akan mempengaruhi kenikmatan seksual hingga penurunan hasrat. Penyebab utamanya belum terlalu jelas, namun diyakini bahwa ketidakpuasan berhubungan, stigma sosial dan menurunnya kepercayaan diri untuk bercinta mempengaruhi gairah seks seseorang.

Menopause
Sebagian besar wanita mengalami penurunan gairah seks saat menopause. Gejala menopause seperti hilangnya tingkat kelembaban alami pada Miss. V menyebabkan rasa sakit selama bercinta. Akibatnya seks menjadi tidak nyaman sehingga mereka tidak tertarik lagi untuk melakukannya.

Ejakulasi Dini Pria, Apa Penyebabnya?

Ejakulasi dini adalah masalah yang sering terjadi pada pria. Masalah ini sering membuatnya frustasi. Sebenarnya apakah penyebab mereka mengalami ejakulasi dini?

Ejakulasi dini adalah kondisi saat pria mencapai orgasme saat baru melakukan penetrasi. Bahkan sebagian diantaranya mengalami ejakulasi dini sebelum bercinta. Hal ini bisa membuat Anda kesal karena mungkin belum sampai di titik yang sama.

Lantas apa penyebabnya? Ada beberapa hal yang menyebabkan ejakulasi dini pada pria. Selain karena pria terlalu sering bermasturbasi, hal lain adalah faktor pikiran. Sebuah penilitian mengatakan bahwa stres bertanggung jawab atas terjadinya ejakulasi dini.

Ketakutan atau kegelisahan juga bisa menjadi penyebab ejakulasi dini. Beberapa contoh pikiran yang membuat pria berejakulasi dini adalah perasaan resah tidak bisa memuaskan pasangannya atau banyaknya pikiran tentang pekerjaan. Tekanan dari dalam inilah yang justru membuatnya orgasme lebih awal.

Terlalu bersemangat juga bisa menyebabkan pasangan Anda orgasme lebih dahulu. Namun biasanya hal ini hanya terjadi pada pria yang baru menikah saja.

Ejakulasi dini adalah masalah pria, namun tidak ada salahnya jika Anda sebagai pasangan mencoba membantunya untuk membuat ritual keintiman lebih tahan lama. Oleh karena itu, biarkan pasangan Anda yang mengendalikan 'permainan'.

Seberapa Pentingkah Foreplay Sebelum Bercinta?

Sebelum bercinta, banyak pasangan yang melakukan foreplay terlebih dahulu, dan banyak pula yang tidak. Sebenarnya seberapa pentingkah ritual 'pemanasan' tersebut?

Sebenarnya foreplay sangat berguna untuk mewarnai permainan di atas ranjang agar tidak monoton. Selain itu, foreplay juga baik untuk menghilangkan kebosanan, menambah bumbu percintaan, serta memberikan sensasi dan pengalaman baru saat berhubungan intim.

Banyak aktivitas yang termasuk dalam kategori foreplay, dimulai dari memeluk, membelai, mencium, membuka baju, petting hingga oral seks. Namun, intensitasnya berbeda-beda, tergantung sejauh mana kenyamanan diterima oleh kedua belah pihak. Karena tidak semua orang menikmati rentetan kegiatan tersebut, belajarlah untuk mengetahui yang diinginkan pasangan Anda.

Ada kesalahan yang sering dibuat oleh pria, yaitu terlalu terburu-buru untuk bergerak ke bagian inti, apalagi kalau bukan intercourse. Padahal wanita membutuhkan stimulasi yang tidak singkat untuk melaju ke tingkat selanjutnya dan foreplay sangat membantu menuju proses ini.

Kurangnya foreplay, juga bisa membuat dinding vagina tegang sehingga menyulitkan pasangan untuk melakukan penetrasi. Hal ini juga bisa menyebabkan tergoresnya dinding Miss. V. Untuk itu, mintalah pasangan Anda agar lebih lama melakukan foreplay. Namun jangan juga terbuai terlalu lama saat foreplay, bergantianlah melakukan hal yang sama kepada pasangan.

Kiat Mendapatkan Sensitifitas Lebih Untuk Orgasme

Memalsukan orgasme bukanlah jalan keluar yang baik dalam menyelesaikan masalah hubungan seks Anda dan pasangan. Ketimbang akting merasakan orgasme, lebih baik cari lain untuk merasakannya.

Saat Anda tak bisa merasakan orgasme, jangan langsung menyalahkan 'performa ranjang' pasangan. Konsultan sex Tracey Cox menjelaskan ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk merasakan orgasme.

1. Ubah pandangan Anda tentang seks
Pandangan Anda tentang seks akan mempengaruhi kenikmatannya. Saat Anda menganggap seks adalah hal yang kotor, maka kenikmatan sesungguhnya tak akan bisa Anda rasakan.

2. Menyadari 'kemampuan' diri
Jika seks merupakan pengalaman baru untuk Anda, jangan malu untuk mengakuinya. Anda perlu mengetahui apa itu orgasme baru bisa merasakannya.Konsultasi dengan teman yang berpengalaman bisa membuat pengetahuan Anda mengenai seks bertambah. Jika perlu tak ada salahnya Anda dan pasangan mendatangi seksolog agar merasakan hubungan seks yang luar biasa.

3. Menyadari bahwa kepuasan seks adalah tanggung jawab pribadi
Jangan selalu menyalahkan pasangan ketika Anda tak bisa mencapai orgasme atau kepuasan seks. Hal itu adalah tanggung jawab Anda pribadi. Andalah yang bisa mengatur diri sendiri agar kepuasan itu dapat terasa.

4. Jangan malu untuk masturbasi
Masturbasi adalah salah satu cara agar Anda bisa merasakan kenikmatan seksual. Masturbasi juga bisa membantu Anda mengetahui titik-titik rangsang di tubuh. Beri tahu titik-titik itu pada pasangan, dan Anda tak akan merasakan kenikmatan itu sendirian.

5. Ajarkan Pasangan Anda
Jika Anda telah mengetahui titik-titik tersensitif di tubuh Anda, beri tahu hal itu pada pasangan. Ajarkan padanya bagaimana cara memuaskan Anda.

6. Ubah Penilaian Anda terhadap Bentuk Tubuh
Kebanyakan wanita sulit mencapai orgasme karena rasa tidak percaya diri terhadap bentuk tubuhnya. Dengan merasa seksi dan percaya diri, Anda menjadi lebih santai saat melakukan hubungan seks. Orgasme pun akan lebih mudah dirasakan.

7. Sediakan Waktu Untuk Memuaskan Diri Sendiri
Saat melakukan hubungan seks, jangan hanya memikirkan kepuasan pasangan semata. Anda pun harus merasakan kenikmatan yang sama. Ajaklah pasangan untuk saling memuaskan, sehingga Anda berdua bisa mencapai orgasme bersama.

8. Jangan Berusaha Terlalu Keras
Tak juga mencapai orgasme bukanlah suatu hal yang buruk. Jangan terlalu memaksakan diri. Hal itu hanya akan membuat Anda merasa tidak santai saat bercinta. Kenyamanan adalah kunci utama.

Rabu, 12 Mei 2010

Sabtu, 08 Mei 2010

Manfaat Seks Bagi Tubuh

Bercinta semata-mata tidak hanya untuk melepaskan hasrat saja. Di balik itu semua, seks menyimpan banyak manfaat positif bagi tubuh.

Kardiovaskular
Seks diibaratkan dengan berlari atau berenang. Ia dapat membakar banyak kalori yang berguna untuk berat badan.

Hal ini tergantung seberapa banyak Anda berkeringat saat 'aktivitas' tersebut. Semakin banyak peluh yang Anda keluarkan, maka semakin banyak pula kalori yang terbakar.

Seks juga melatih berbagai otot tubuh, berdasarkan posisi yang diterapkan saat bercinta. Semakin sering Anda bereksperimen dengan posisi baru, maka semakin banyak pula otot yang dilatih. Hal ini menjaga fleksibilitas tubuh, namun ingatlah selalu untuk melakukan peregangan sebelumnya.

Membantu Pasangan
Anda tentunya tidak menginginkan pasangan mengalami kanker prostat. Dengan mendapatkan ejakulasi secara teratur, maka lelaki akan terhindar dari kanker prostat dan meningkatkan sistem imun.

Masturbasi
Bermasturbasi juga memiliki manfaat positif serupa bagi pasangan. Namun jumlah kalori yang terbakar saat melakukannya lebih sedikit dibandingkan saat bercinta.

Jadi saat Anda berdua tidak merasa terlalu fit, 'aktivitas' bersama dapat dilakukan untuk mempererat hubungan percintaan sekaligus menyalurkan hasrat.

Menyehatkan Jantung
Lancarnya aliran darah berkat ritual bercinta berimbas kepada kesehatan jantung. Semakin banyaknya oksigen dalam tubuh, maka jantung akan semakin sehat dan kuat. Selain itu seks juga membuat organ reproduksi sehat.

Mengurangi Selulit
Satu lagi manfaatnya bagi tubuh adalah kalori yang terbakar mengurangi selulit di paha dan sekitarnya.

Namun ia tidak akan menghilangkan seluruh selulit pada tubuh. Anda harus tetap berolah raga, menjalankan pola hidup sehat dengan diet sehat dan tidur yang cukup.

Stamina

Sama seperti berolahraga, selain membakar kalori, berhubungan intim juga meningkatkan stamina yang berguna untuk aktifitas harian.

5 Hal Sederhana untuk menilai anda Lelaki Sehat

Ada 5 hal sederhana untuk menilai Anda lelaki sehat tanpa harus bersusah payah tes darah. Lima sisi ini jarang dikupas tapi cukup signifikan untuk meneropong lelaki sehat seperti dilansir dari Askmen.

1. Warna Kuku Merah Muda, Kuku dapat mengungkapkan banyak tentang masalah kesehatan. Seseorang yang sehat akan memiliki kuku merah muda, berbentuk tegas dan permukaan kuku halus. Perubahan kuku menandakan adanya suatu peringatan. Kuku berwarna kuning tebal menandakan penyakit bronkitis kronis. Kuku yang berlekuk-lekuk menunjukkan adanya gejala diabetes. Sementara kuku yang berparut ada garis-garis yang kelihatan jelas pertanda memiliki zat besi rendah.
2. Warna Urine Kuning Pucat, Tak ada salahnya memperhatikan warna urine ketika sedang buar air kecil. Karena urine juga menjadi pertanda masalah kesehatan lelaki. Urine yang normal adalah yang berwarna kuning pucat (kuning keputih-putihan). Warna urine terkait dengan jumlah air minum yang dikonsumsi. Jika banyak minum air maka warna urin biasanya jelas atau bersih dan ini tidak ada masalah. Namun, jika mengalami dehidrasi, maka urine akan berwarna gelap, kecoklatan seperti es teh. Perubahan warna, bau yang tidak terkait dengan makanan atau obat yang sedang dikonsumsi juga patut diwaspadai.
3. Denyut Jantung rata-rata 70 detak per menit (bpm). Denyut jantung istirahat (RHR/Resting heart rate) atau detak jantung per menit saat istirahat merupakan tingkat indikator kebugaran secara keseluruhan. Meski RHR bervariasi setiap usia, namun rata-rata pria sehat memiliki RHR antara 70-75 denyut per menit (bpm/beats per minute). Namun denyut jantung 60-100 bpm juga masih dianggap normal untuk orang dewasa. Detak jantung di luar kisaran itu dapat menyebabkan masalah kesehatan serius dan mungkin mengindikasikan gangguan kesehatan. Untuk mengukur denyut jantung cukup letakkan dua jari di pergelangan nadi tangan lalu lihat jam dan hitunglah ketukan dalam 15 detik dikalikan 4 untuk mendapat detak jantung per menit.
4. Ejakulasi dengan air mani sebanyak satu sendok makan. Pria sehat dengan usia menengah seharusnya mampu mengeluarkan air mani saat ejakulasi sebanyak 2-5 ml. Namun jumlah air mani ini akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Jumlah air mani yang kurang dari 2 ml merupakan indikasi hyperspermia, suatu kondisi yang dapat mempengaruhi kesuburan laki-laki. (Jumlah standar air mani ini juga didukung oleh badan kesehatan dunia/WHO). Selain volume, warna dan kekentalan air mani juga dapat memberi petunjuk kesehatan. Laki-laki yang sehat seharusnya memiliki air mani berwarna putih keabu-abuan dan kental. Air mani yang bercampur darah atau terlalu encer adalah pertanda adanya masalah kesehatan yang serius yang harus dikonsultasikan ke dokter.
5. Memiliki kulit elastis. Elastisitas kulit umumnya menunjukkan derajat dehidrasi. Jika Anda mengalami diare kemungkinan akan mengalami kekurangan cairan yang banyak. Untuk menguji elastisitas kulit cukup dengan mencubit punggung tangan, jika cairan di tubuh normal kulit akan kembali ke posisi semula.

Special ALT Characters

Minggu, 02 Mei 2010

Accumulation/Distribution Line

Introduction - Volume and the Flow of Money

There are many indicators available to measure volume and the flow of money for a particular stock, index or security. One of the most popular volume indicators over the years has been the Accumulation/Distribution Line. The basic premise behind volume indicators, including the Accumulation/Distribution Line, is that volume precedes price. Volume reflects the amount of shares traded in a particular stock, and is a direct reflection of the money flowing into and out of a stock. Many times before a stock advances, there will be period of increased volume just prior to the move. Most volume or money flow indicators are designed to identify early increases in positive or negative volume flow to gain an edge before the price moves. (Note: the terms "money flow" and "volume flow" are essentially interchangeable.)

Advertisement

Methodology

The Accumulation/Distribution Line was developed by Marc Chaikin to assess the cumulative flow of money into and out of a security. In order to fully appreciate the methodology behind the Accumulation/Distribution Line, it may be helpful to examine one of the earliest volume indicators and see how it compares.

In 1963, Joe Granville developed On Balance Volume (OBV), which was one of the earliest and most popular indicators to measure positive and negative volume flow. OBV is a relatively simple indicator that adds the corresponding period's volume when the close is up and subtracts it when the close is down. A cumulative total of the positive and negative volume flow (additions and subtractions) forms the OBV line. This line can then be compared with the price chart of the underlying security to look for divergences or confirmation.

In developing the Accumulation/Distribution Line, Chaikin took a different approach. OBV uses the change in closing price from one period to the next to value the volume as positive or negative. Even if a stock opened on the low and closed on the high, the period's OBV value would be negative as long as the close was lower than the previous period's close. Chaikin chose to ignore the change from one period to the next and instead focused on the price action for a given period (day, week, month). He derived a formula to calculate a value based on the location of the close, relative to the range for the period. We will call this value the "Close Location Value" or CLV. The CLV ranges from plus one to minus one with the center point at zero. There are basically five combinations:

( ( (C - L) - (H - C) ) / (H - L) ) = CLV

1.
If the stock closes on the high, the top of the range, then the value would be plus one.
2.
If the stock closes above the midpoint of the high-low range, but below the high, then the value would be between zero and one.
3.
If the stock closes exactly halfway between the high and the low, then the value would be zero.
4.
If the stock closes below the midpoint of the high-low range, but above the low, then the value would be negative.
5.
If the stock closes on the low, the absolute bottom of the range, then the value would be minus one.

The CLV is then multiplied by the corresponding period's volume, and the cumulative total forms the Accumulation/Distribution Line.



The daily chart of Ciena (CIEN)[Cien] gives a breakdown of the Accumulation/Distribution Line, and shows how different closing levels affect the value. The top section shows the price chart for CIEN. The closing level relative to the high-low range is clearly visible. The second section with a black histogram is the Closing Location Value (CLV). The CLV is multiplied by volume, and the result appears in the green histogram. Finally, at the bottom, is the Accumulation/Distribution Line.

1.
The close is on the low and the CLV = -1. Volume, however, was relatively light, so the Accumulation/Distribution Value for that period is only moderately negative.
2.
The close is very near the high and the CLV = +.9273. Volume is relatively high, so the resulting Accumulation/Distribution Value is high.
3.
The close is near the low and the CLV = -.75. Volume is moderately high, so the resulting Accumulation/Distribution Value is moderately high as well.
4.
The close is about half way between the mid-point of the high-low range and the high, and the CLV = +.51. Volume is very heavy, so the Accumulation/Distribution Value is also very high.

Accumulation/Distribution Line Signals

The signals for the Accumulation/Distribution Line are fairly straightforward and center around the concepts of divergence and confirmation.
Bullish Signals

A bullish signal is given when the Accumulation/Distribution Line forms a positive divergence. Be wary of weak positive divergences that fail to make higher reaction highs or those that are relatively young. The main issue is to identify the general trend of the Accumulation/Distribution Line. A two-week positive divergence may be a bit suspect. However, a multi-month positive divergence deserves serious attention.



On the chart for Alcoa, Inc. (AA)[Aa], the Accumulation/Distribution Line formed a huge positive divergence that was over 4 months in the making. Even though the stock fell from above 35 to below 30, the Accumulation/Distribution Line continued on a relentless march north. If one did not know better, it would seem that the two plots did not belong together. However, the stock finally caught up with the Accumulation/Distribution Line when it broke resistance in November.

Another means of using the Accumulation/Distribution Line is to confirm the strength or sustainability behind an advance. In a healthy advance, the Accumulation/Distribution Line should keep up or, at the very least, move in an uptrend. If the stock is moving up at a rapid clip, but the Accumulation/Distribution Line has trouble making higher highs or trades sideways, it should serve as an indication that buying pressure is relatively weak.




Wal-Mart Stores (WMT)[Wmt] began a sharp advance in August that was accompanied by an equally strong move in the Accumulation/Distribution Line. In fact, the Accumulation/Distribution Line was stronger than the stock in early September. After a bit of a consolidation, both again started higher and recorded new reaction highs in early October. Volume flows were behind this advance from the very beginning and continued throughout. The stock ended up advancing from 40 to 60 in about 3 months. Interestingly, as of this writing (December 1999) the Accumulation/Distribution Line has started to move sideways and is indicating that buying pressure is beginning to wane.
Bearish Signals

The same principles that apply to positive divergences apply to negative divergences. The key issue is to identify the main trend in the Accumulation/Distribution Line and compare it to the underlying security. Young negative divergences, or those that are relatively flat, should be looked upon with a healthy dose of skepticism.

The Wal-Mart chart shows a relatively flat negative divergence that is just over a month old. This negative divergence has yet to make a lower low, and should probably be given a little more time to mature. The relative weakness in the Accumulation/Distribution Line should serve as a sign that buying pressure is diminishing while the stock remains at lofty levels.



The Delta Air Lines (DAL)[Dal] chart shows a negative divergence that developed within the confines of a clear downtrend. The stock had clearly broken down, and the Accumulation/Distribution Line was declining in line with the stock. A deteriorating Accumulation/Distribution Line confirmed weakness in the stock. During the June-July rally, the stock recorded a new reaction high, but the Accumulation/Distribution Line failed, thus setting up the negative divergence.